PAMFLET Seorang Penyair
Penyair adalah seorang yang terlalu boros dengan kata padahal langit masih terbuka pada doa yang sebenarnya masih banyak yang perlu dicari di sela orang yang menunggu sajak sejak ayam mulai berinsting agar agar-agar penyair itu tetap hangat separuh dari paruh-paruhnya
Primbon-ku
Saat bersanding bersama semesta
Di mana dunia mulai retak dalam khayalanmu
Untuk kita yang selalu bersama
Di antara rerumputan di tengah jalan
Tak ada harapan selain doa
Soerga (untuk orang yang dewasa?)
Bolehkah aku datang padamu dan melewati orang TerkasihMu ini?
Sebab hatiku yang polos sudah tertindas oleh hati yang berlahan memerah
Dan terpengaruh kedewasaan
*Terinspirasi dari ayat kitab suci Markus 10:14
Percobaan menulis
Saat aku merenung
Ada riak yang membuatku tergambar pada keelokan
Yang sebenarnya hampir berakhir
Namun aku sering membuatnya berbelit-belit
Surat untuk mereka-mereka yang di surga
Bumi,
Dalam tenang
malam minggu
Untuk semua waktu,
Khusus untuk Tuhanku
Tuhan bagaimana kabarMu hari ini? Aku tahu kau selalu memandangku dari balik awan dan gemintang. Nafasku selalu Kau pastikan masih ada dan sejalan dengan jantung hatiku. Doa dan harapan masih Kau dengar dalam setiap derap dan langkah tapi sesuatu kata syukur jarang kau pastikan ada dalam setiap hal itu. Tuhan sekarang aku sedang mempersiapkan diri untuk menyambut diriku yang sesungguhnya, dengan lantunan indah ayat puisi yang dipadukan dengan angka yang dibalokkan. Aku sudah menyucikan diri dengan penitensi gembala kami. Tapi namanya kami sering kali lupa diri hingga jatuh lagi, lagi, dan lagi.
Tuhan aku tahu, Kau sedang mempersiapkan suatu rencana bagiku. Maka terjadilah padaku menurut perkataanMu.
Lot’s of Love
Kami untuk pendoa
Penulis: Baptista A. John, siswa Seminari Pius XII Kisol. Anggota kelompok minat Bekas (Bengkel Kata Sanpio). Gemar menulis puisi dan cerpen yang terkumpul dalam album Primbin-ku